Hai teman-teman, masih ingat nggak sama topik InTI kemarin? Yup kita bahas tentang 7 Waste yang dikenalkan oleh Taiichi Ono yang merupakan Manajer TOYOTA. Nah, minggu ini kita mau bahas Toyota Way. Apasih Toyota Way itu?

 

 

Toyota way merupakan sebuah filosofi atau prinsip manajemen perusahaan Toyota. Filosofi ini terdiri dari 14 prinsip yang diadaptasi ke dalam lean manufacturing. Prinsip-prinsip tersebut, akan kita jelaskan secara singkat, sebagai berikut:

 

     

     Prinsip 1: Dasarkan keputusan manajemen anda pada filosofi jangka panjang, bahkan bila harus mengorbankan tujuan keuangan jangka pendek.

Dari prinsip ini, diketahui bahwa Toyota mementingkan hasil jangka panjang dibanding jangka pendek. Fokus untuk melakukan apa yang benar untuk karyawan dan pelanggan. Ini akan memberikan hasil yang positif dari waktu ke waktu. Jangan terjebak mengejar harga saham atau target jangka pendek.

 

     Prinsip 2: Buat alur proses yang kontinu untuk mengangkat permasalahan ke permukaan.

Toyota selalu memperbarui sistem dari proses kerja yang ada , sehingga akan banyak permasalahan yang terlihat. Toyota menyadari bahwa memperjuangkan aliran yang berkelanjutan memaksa pengurangan buffer seperti inventory dan just in case production. Cara terbaik untuk mengidentifikasi pemborosan dalam suatu proses adalah dengan mengajukan pertanyaan, “apa yang mencegah proses ini menggunakan proses berkelanjutan?”.

 

     Prinsip 3: Gunakan sistem “tarik” (pull) untuk menghindari produksi yang berlebihan.

Menyelesaikan pekerjaan sebagai respons terhadap sinyal (Kanban) jika aliran tidak memungkinkan atau melayani pelanggan sesuai dengan keinginan mereka pada saat waktu mereka membutuhkan juga. Sistem “tarik” (pull) biasanya lebih disukai daripada sistem dorong karena meminimalkan inventory, overproduction, dan  waste.

 

     Prinsip 4: Ratakan beban kerja (heijunka). (Bekerjalah seperti kura-kura, bukan seperti kelinci).

Semua beban kerja diberikan dengan porsi yang sama, meskipun berjalan pelan namun pasti, karena menghilangkan pemborosan (muda) adalah langkah pertama yang umum di Lean, tetapi penting juga untuk meratakan pekerjaan dan mengurangi beban berlebih pada pekerja.

     

     Prinsip 5: Bangun budaya agar berhenti untuk memperbaiki masalah, sehingga kualitas yang tepat diperoleh sejak pertama kali.

Menghindari kebiasaan memperbaiki masalah, sehingga kualitas akan tetap terjaga.

 

     Prinsip 6: Tugas dan proses yang terstandar merupakan dasar untuk perbaikan secara terus-menerus dan pemberdayaan karyawan.

Karena jika tugas dan pemberdayaan karyawan sudah bagus dan dilakukan perbaikan secara menerus, akan menghasilkan tugas dan pemberdayaan karyawan yang baik.

   

     Prinsip 7: Gunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah yang tersembunyi.

Pengendali visual, mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Contohnya seperti Meletakkan tanda di lemari penyimpanan yang menunjukkan inventaris apa yang harus ditempatkan di setiap rak.

 

     Prinsip 8: Gunakan hanya teknologi yang dapat dipercaya dan benar-benar teruji untuk melayani orang-orang dan proses.

Setidaknya dengan menggunakan teknologi yang dapat dipercaya, maka proses pelayanan akan terjamin.

 

     Prinsip 9: Kembangkan pemimpin yang benar-benar memahami pekerjaannya, menjiwai filosofinya, dan mengajarkannya kepada orang lain.

Lebih baik mengembangkan perusahaan dengan orang yang ada didalamnya, daripada harus merekrut dari luar.

 

     Prinsip 10: Kembangkan orang-orang dan tim yang luar biasa, yang bersedia mengikuti filosofi perusahaan Anda.

Melatih sumber daya yang mampu hingga sukses akan memberi pengaruh besar di perusahaan kita.

 

     Prinsip 11: Hormati jaringan mitra dan pemasok dengan cara terus menantang mereka dan membantu mereka memperbaiki diri.

Hormati mitra dan pemasok dan perlakukan mereka sebagai perpanjangan dari bisnis. Menghargai mereka dan tantang mereka untuk tumbuh dan berkembang. Sangat bagus untuk menetapkan target yang menantang, tetapi pastikan untuk membantu mitra dan pemasok Anda dalam mencapainya.

 

     Prinsip 12: Pergi dan melihat sendiri untuk dapat benar-benar memahami situasi (genchi genbutsu).

Menyelesaikan masalah dan tingkatkan proses dengan menggunakan sumber daya untuk mengamati dan memverifikasi data dan fakta secara pribadi.

     

     Prinsip 13: Ambil keputusan secara perlahan-lahan dengan konsensus, saksama dalam mempertimbangkan semua pilihan; mengimplementasikan keputusan dengan cepat (nemawashi).

Nemawashi adalah proses mendiskusikan masalah dan solusi potensial dengan semua yang terkena dampak, untuk mengumpulkan ide-ide mereka dan mendapatkan kesepakatan tentang jalan ke depan.

 

     Prinsip 14: Menjadi organisasi pembelajar melalui refleksi yang terus-menerus (hansei) dan perbaikan yang berkesinambungan (kaizen).

Menetapkan proses yang stabil dan menggunakan alat perbaikan berkelanjutan untuk menentukan akar penyebab ketidakefisienan, dan terapkan tindakan pencegahan yang efektif. Gunakan hansei (refleksi) untuk secara terbuka mengidentifikasi semua kelemahan dalam proses Anda dan diri Anda sendiri.

 

 

 

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/The_Toyota_Way

https://koinworks.com/blog/prinsip-toyota-way/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Comment